Mengenang Steve Jobs [Bloomberg Magazine oktober 2011]



Ia lahir pada 1955, saat telepon masih harus diputar dan komputer sebesar kamar. Steve Jobs meninggal pada 5 Oktober 2011, setelah berhasil memasukkan komputer ke dalam telepon dan telepon ke dalam 120 juta saku.

Jobs didiagnosis mengidap kanker pankreas pada 2003. Meski berusaha keras mengendalikan apa yang diketahui publik tentang kesehatannya, ia tetap tak bisa menyembunyikan penurunan kondisi fisiknya. Pertama, ia menjalani operasi dan mengambil cuti panjang. Sejak kembali menjabat chief executive officer (CEO), ia memandu Apple menelurkan sederet produk baru yang membuktikan keyakinannya bahwa seni dan bisnis serta ide-ide pelik dan kemasan sederhana bisa melebur menjadi wujud artistik yang universal. Tiap peluncuran menghadirkan lebih banyak kemampuan hebat, memancing lebih banyak pujian, meraup lebih banyak laba—meski Jobs semakin jarang muncul. Ia cuti untuk kedua kalinya pada 2009. Foto-foto ketika sang CEO memperkenalkan iPhone dan iPad selama tiga tahun terakhir menunjukkan sosok yang seakan perlahan-lahan mulai sirna. Ia meninggal di rumah dan dikelilingi keluarganya, sehari setelah Apple memperkenalkan versi terbaru iPhone tanpa kehadirannya.

Para pemimpin bisnis terkadang dikagumi dan sesekali dipuja-puja. Jobs—yang rentan arogansi sebagai penyerta kegeniusannya—adalah sosok yang dicintai. Ungkapan bela sungkawa di luar toko-toko Apple di seluruh dunia merupakan saksi atas kemampuannya memengaruhi orang. Dalam beberapa minggu mendatang, kami akan mengulas panjang lebar tentang masa depan Apple. Kami juga akan mengamati apakah perusahaan yang turut didirikan Jobs pada usia 21 tahun dan dikembangkannya menjadi perusahaan paling bernilai di dunia ini bisa terus mendominasi teknologi serta budaya populer.

Dalam edisi ini, kami mempersembahkan biografi seorang pemikir yang menghancurkan batasan dan menjadi pebisnis cerdas. Dari lahir dan diadopsi oleh pasangan Jobs, serta masa mudanya di California yang menentang kemapanan, membuat game untuk Atari, puncak pemberontakannya melawan Microsoft, sampai terdepaknya ia dari Apple. Termasuk dari Woody dan Buzz, hingga iTunes dan iPad, semua ada di sini. Kehidupan sosok Amerika Serikat berpengaruh ini dituturkan staf penulis dan reporter kami serta orang-orang yang paling mengenal Jobs. Edisi kali ini berbeda dari edisi apa pun yang pernah kami buat, dan penghormatan yang pernah ada