Tempo, November 2011

LIPUTAN KHUSUS
52 – Para Pencinta Indonesia
Mereka mendapat sebutan Indonesianis, dan mereka mencintai Indonesia. Mereka menyelami dunia religi, politik sosial serta budaya Indonesia, dan menghasilkan karya ilmiah yang mengagumkan, yang tidak hanya berguna bagi bangsa ini, tapi juga bagi bangsa lain untuk memahami Indonesia.

Para Indonesianis itu datang dari Prancis, Amerika, Australia, Belanda, Jerman, dan Rusia. Tak sedikit yang sempat dicekal Orde Baru, seperti Ruth McVey, yang menulis soal komunisme. Atau Ben Anderson, yang mengupas pembunuhan jenderal-jenderal pada 1965.

NASIONAL
26 – Berebut Fulus Komodo
Sabtu pekan lalu, Tujuh Keajaiban Dunia yang baru versi perusahaan asal Swiss diumumkan. Apa pun hasilnya, keikutsertaan Taman Nasional Komodo dalam kompetisi bersistem voting ini sarat masalah. Pejabat Kementerian Pariwisata diduga meminta komisi.

HUKUM
147 – Jejak Hitam Hakim
Tipikor
DESAKAN mengevaluasi Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di daerah terus menggelinding. Maraknya vonis bebas di pengadilan khusus itu menjadi pemicunya. Misalnya vonis bebas terhadap sejumlah kepala daerah nonaktif di Pengadilan Tipikor Bandung. Belakangan, Pengadilan Tipikor Samarinda juga melepaskan 14 anggota Dewan yang didakwa korupsi.

EKONOMI
155 – Proyek Prestisius
Bernama Mandalika Pemerintah akan membangun pusat pariwisata baru di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Area seluas 1.175 hektare yang memanjang di pinggir pantai selatan Lombok telah disiapkan. Targetnya, sejuta wisatawan mancanegara datang ke tempat ini per tahun.

WAWANCARA
172 – Menteri Pertahanan
Purnomo Yusgiantoro Hibah F-16 Block 25 dari pemerintah Amerika Serikat menimbulkan kisruh. Diduga ada calo bermain di balik pengadaan pesawat ini. Selain itu, pesawat tersebut dikatakan tak layak pakai dan tetap saja merugikan negara. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro membantah tuduhan miring itu.