Sungguh, tidak ada sedikitpun maksud untuk sok tahu, sok hebat, apalagi sok kaya, jika saya menyukai kalimat dan memilih judul di atas. Saya hanya bermaksud menyatakan opini saya bahwa uang itu sangat penting dengan mengutip kalimat yang diteriakan oleh Rod Tidwell, seorang atlet rugbi yang diperankan oleh Cuba Gooding, Jr dalam film Jerry McGuire kepada Tom Cruise yang berperan sebagai manajernya. Uang memang bukan segala-galanya, tapi tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaannya bisa membantu menyelesaikan segala persoalan. Saya yakin, menjadi bahagia adalah tujuan hidup setiap kita, termasuk saya, tapi saya juga yakin uang adalah salah satu variabel yang harus ada dalam usaha manusia mencapai tujuannya tersebut. Paling tidak, hal itulah yang saya percayai dalam rangka mendekatkan diri terhadap tujuan hidup saya.
Saya rasa sudah bukan zamannya lagi jika kita masih saja berusaha untuk tidak menunjukkan kepada pihak lain bahwa uang itu penting, apalagi dengan alasan khawatir dengan cap buruk yang diberikan orang lain, kecuali jika memang Anda benar-benar menganggap begitu. Karena peran penting lembaran kertas dengan angka-angka yang tertera di atasnya tersebut dalam kehidupan kita sudah tidak dapat lagi dipungkiri. Mulai dari sesederhana memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang sangat mendasar, sampai dengan memenuhi kebutuhan lainnya yang juga bisa dianggap mendasar dalam hal menaikan penampilan, gengsi, bahkan sampai harga diri yang pada akhirnya dapat memberikan kebahagiaan.
Selain itu, saya juga melihat uang sebagai suatu bentuk penghargaan yang apa adanya, tanpa basa-basi. Harus diakui bahwa pepatah “Lidah Tak Bertulang” itu sangat benar adanya. Ditambah dengan semakin banyak terbitnya buku tentang etika dan seni berbicara, sangat mudah bagi kita saat ini untuk mendengar kata-kata manis dan pujian bertebaran di mana-mana. Namun, apakah pujian tersebut sungguh-sungguh datang dengan ketulusan hati? Belum tentu. Dan bagi saya, salah satu cara paling sederhana untuk melihat seberapa tinggi penghargaan seseorang terhadap suatu hal yang dipujinya, adalah dengan melihat seberapa besar orang tersebut bersedia mengeluarkan uang untuk sesuatu yang dipujinya.
Itu sebabnya, walaupun tidak merasa sebagai manusia yang materialistis, saya tidak takut untuk dianggap seperti itu akibat keyakinan saya akan pentingnya peran uang dalam kehidupan saya sehari-hari. Meski sebagai akibatnya saya harus bekerja, bahkan dengan sangat keras. Karena saya percaya, memang konsekuensi ada pada setiap pilihan.
Saya rasa sudah bukan zamannya lagi jika kita masih saja berusaha untuk tidak menunjukkan kepada pihak lain bahwa uang itu penting, apalagi dengan alasan khawatir dengan cap buruk yang diberikan orang lain, kecuali jika memang Anda benar-benar menganggap begitu. Karena peran penting lembaran kertas dengan angka-angka yang tertera di atasnya tersebut dalam kehidupan kita sudah tidak dapat lagi dipungkiri. Mulai dari sesederhana memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan yang sangat mendasar, sampai dengan memenuhi kebutuhan lainnya yang juga bisa dianggap mendasar dalam hal menaikan penampilan, gengsi, bahkan sampai harga diri yang pada akhirnya dapat memberikan kebahagiaan.
Selain itu, saya juga melihat uang sebagai suatu bentuk penghargaan yang apa adanya, tanpa basa-basi. Harus diakui bahwa pepatah “Lidah Tak Bertulang” itu sangat benar adanya. Ditambah dengan semakin banyak terbitnya buku tentang etika dan seni berbicara, sangat mudah bagi kita saat ini untuk mendengar kata-kata manis dan pujian bertebaran di mana-mana. Namun, apakah pujian tersebut sungguh-sungguh datang dengan ketulusan hati? Belum tentu. Dan bagi saya, salah satu cara paling sederhana untuk melihat seberapa tinggi penghargaan seseorang terhadap suatu hal yang dipujinya, adalah dengan melihat seberapa besar orang tersebut bersedia mengeluarkan uang untuk sesuatu yang dipujinya.
Itu sebabnya, walaupun tidak merasa sebagai manusia yang materialistis, saya tidak takut untuk dianggap seperti itu akibat keyakinan saya akan pentingnya peran uang dalam kehidupan saya sehari-hari. Meski sebagai akibatnya saya harus bekerja, bahkan dengan sangat keras. Karena saya percaya, memang konsekuensi ada pada setiap pilihan.
